Bogor, KP2C -- Menandai peringatan 1 tahun
Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C), Minggu (5/3/20) bertempat di
Bendung Cibongas, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,
komunitas ini memancangkan satu alat ukur baru ketinggian muka air, telemetri,
di Bendung Cibongas.
Setelah usai mengadakan syukuran berupa tumpengan sederhana di perumahan Sakura Regency, Kota Bekasi, siang itu 15 Pengurus KP2C dengan menggunakan lima kendaraan roda empat melakukan "Expedisi II Hulu Sungai Cileungsi".
Ekspedisi ini merupakan kelanjutan dari Ekspedisi I yang digelar akhir Februari lalu. Ekspedisi kali ini bukan sekedar survei, tetapi juga sekaligus memasang satu unit telemetri sepanjang dua meter.
"Telemetri ini lokasinya lebih jauh
ke arah hulu, sekitar dua jam perjalanan air sungai dari lokasi telemetri yang
sebelumnya telah ada di hulu sungai Cileungsi, pos pantau Kelapa
Nunggal", ujar pimpinan rombongan ekspedisi yang juga Ketua KP2C Verry
Hendrawan.
Dengan kehadiran satu telemetri baru ini,
kini lokasi pantau tinggi muka air (TMA) KP2C berada di empat titik: dua titik
pantau di hulu Cileungsi, dan masing-masing satu titik pantau di sungai Cikeas
dan P2C (Pertemuan sungai Cileungsi-Cikeas). Dua titik pantau terdahulu berada
di Kabupaten Bogor, dan satu lagi di Kota Bekasi.
"Untuk memastikan bagaimana korelasi
antara ketinggian air di telemetri Bendung Cibongas, Babakan Madang, dengan
potensi banjir di 24 perumahan yang ada di sepanjang aliran
Cileungsi-Cikeas, kami membutuhkan waktu setidaknya tiga bulan untuk mengamati
dan mengevaluasi," tutur Puarman, Penasihat KP2C.
Menurut Puarman, terdapat tantangan
tersendiri untuk mengevaluasi karakteristik TMA pos pantau baru ini, dalam
kaitan dengan ancaman banjir ke 24 perumahan. Mengapa?
"Selepas titik pantau Babakan Madang
terdapat setidaknya dua hingga tiga anak sungai dari gunung Pancar (Bogor). Ini
yang telah terpetakan oleh Tim Divisi Pemetaan KP2C. Ini berarti selepas lokasi
titik pantau, volume air bisa saja bertambah tanpa terdeteksi oleh KP2C. Ini
tentu saja berbeda dengan lokasi titik pantau pertama, lantaran tiadanya anak
sungai. Artinya, tambahan air sungai terjadi hanya manakala hujan turun, dan
volumenya tidak terlalu berarti," jelas Puarman.
Dengan hadirnya titik pantau baru di
Bendung Cibongas, Babakan Madang dengan petugas pemantau TMA bu Tini, waktu
siaga warga di sekitar aliran sungai Cileungsi bertambah menjadi dua jam. Bila
tadinya empat jam, kini menjadi enam jam. "Waktu yang cukup bagi warga
untuk kembali ke rumah bila status TMA Cileungsi Siaga I, untuk warga yang
beraktifitas di Jakarta Pusat atau Utara" ujar Verry. (SR/tim KP2C)
Tidak ada komentar:
Write komentar