Info KP2C
STAF KHUSUS PRESIDEN TERIMA KUNJUNGAN PENGURUS KP2C
* 30.000 jiwa dari 24 perumahan terancam banjir
* KP2C diminta kembangkan kemitraan
Jakarta, KP2C -- Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas
(KP2C) diminta untuk segera mengembangkan kemitraan dan koordinasi dengan
pemerintah dan pihak terkait agar potensi banjir yang kerap melanda perumahan
di sepanjang aliran sungai Cileungsi dan Cikeas dapat ditangani.
Pasalnya, ada sekitar 30.000 jiwa dari 24 perumahan di
sekitar kedua sungai tersebut kerap
terancam banjir saat hujan deras mengguyur
hulu sungai.
Permintaan itu dikemukakan Diaz Hendropriyono, Staf Khusus
Presiden Joko Widodo, saat menerima kunjungan perwakilan KP2C di kompleks
Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (19/02/2018)
Menurut Diaz, pemerintah harus hadir dalam setiap bencana
atau upaya-upaya penanggulangan bencana. Untuk itu KP2C diminta
bermitra dan berkoordinasi dengan
pemerintah pusat maupun daerah.
"Saya
mengingatkan di mana seharusnya peran pemerintah itu hadir," ujar
Diaz yang saat itu didampingi sejumlah stafnya.
Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono (baju bercorak) seksama mendengarkan paparan KP2C
seputar sungai Cileungsi - Cikeas, potensi banjir dan solusinya.-
KP2C
|
Dalam pertemuan tersebut, KP2C mendesak pemerintah agar
segera melakukan empat tindakan untuk menyelamatkan puluhan ribu warga di puluhan perumahan dari ancaman banjir
sungai Cileungsi dan Cikeas. Kedua sungai ini melintasi wilayah Kabupaten Bogor
dan Kota Bekasi, yang terletak di Provinsi Jawa Barat.
"Empat tindakan itu
adalah normalisasi kali Cileungsi, penguatan tanggul sungai, pembangunan
waduk di hulu sungai, dan pembangunan pengendali air," ujar Puarman,
Penasihat KP2C dalam pemaparannya.
Hadir dalam pertemuan 1,5 jam itu sembilan Pengurus KP2C
yang dipimpin Ketuanya Verry Hendrawan. Pengurus yang hadir: Angling Jaya
(Penasihat), Fairiko (Bendahara), Partomo & Yulianto (Divisi Perencanaan
& Kegiatan), Sancoyo Raharjo & Sri Pudjiastuti (Divisi Kemitraan &
Hubungan Antar Lembaga), dan Sigit
(Divisi Data).
Pengurus KP2C yg hadir |
Menurut Puarman, normalisasi sungai Cileungsi perlu
dilakukan karena sudah mengalami pendangkalan. "Dulu perjalanan air
sungai dari pos pantau KP2C di hulu Cileungsi ke pos pantau di P2C (berlokasi di dekat Perum Pondok Gede Permai,
Jatiasih, Bekasi) sekitar 4-5 jam, sekarang 3-4 jam. Air juga cepat meninggi
sehingga potensi banjir semakin mengancam 24 perumahan terdampak yang ada di sekitar sungai Cileungsi maupun Cikeas," ujar
Puarman.
Puarman juga mengatakan bahwa saat ini sejumlah tanggul yang
berada di perumahan tidak kokoh. "Tanggulnya nangkring sehingga rawan
jebol," terangnya.
Pembangunan waduk juga diharapkan dilakukan pemerintah
di kedua hulu sungai. "Seperti yang
dilakukan pemerintah atas instruksi Presiden Jokowi di hulu sungai
Ciliwung," ujar Puarman.
Tak hanya itu. KP2C juga mendorong pemerintah untuk
membangun pengendali air. Lokasinya di antara Curug Parigi dan Kota Wisata,
Kabupaten Bogor. "Dengan adanya pengendali air semacam pintu air, volume
air yg datang dari hulu Cileungsi bisa dikendalikan," jelas Puarman.
Sebagaimana diketahui, area hulu sungai Cileungsi memiliki
hamparan seluas 26 ribu hektare dan hulu Cikeas
sekitar 11 ribu hektare. Dengan demikian, dampak potensi banjir terbesar
akan datang dari hulu Cileungsi.
Peta Aliran Sungai Cileungsi & Cikeas |
"Selama 12 tahun saya mengamati kedua sungai, sebesar
apapun debit air dari Cikeas tidak akan menyebabkan banjir di hilir jika
Cileungsi normal. Tidak begitu dengan Cileungsi, ketika debit air meningkat,
potensi banjir mengancam," tutur Puarman.
Itu sebab penanganan potensi banjir, menurut Puarman, harus
dilakukan di sungai Cileungsi, yang juga kerap menjadi lokasi pembuangan limbah
yang diduga dilakukan sejumlah pabrik dan rumah tangga.
Banjir beberapa kali melanda permukiman yang berada di
sepanjang Cileungsi dan Cikeas. Dua tahun lalu, tepatnya 21 April 2016, banjir
terparah terjadi yang mengakibatkan seluruh perumahan di sepanjang sungai terendam.
Dilaporkan, banjir merendam diantaranya perumahan Pondok Gede Permai (PGP) di
Jatiasih, Kota Bekasi, setinggi 5 m; Vila Jatirasa juga di Kota Bekasi;
hingga Perumahan Vila Nusa Indah,
Bojongkulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Saat itu telemetri (alat pantau) di P2C (berlokasi di PGP,
titik bertemunya limpahan air Cileungsi dan Cikeas) menunjukkan elevasi di atas
660 cm. Saat itu lokasi titik pantau di hulu Cileungsi terdata di level 500 cm
dan hulu Cikeas 300 cm.
Tabel Chart KP2C |
Peringatan Dini
Akibat dampak banjir yang begitu hebat di tahun-tahun
sebelumnya, pada 5 Maret 2016 beberapa warga membentuk Komunitas Peduli Sungai
Cileungsi-Cikeas (KP2C). Komunitas independen beranggotakan 17 orang pengurus
ini memiliki tujuan utama, di antaranya menyebar-luaskan informasi berupa data
tentang peringatan dini Tinggi Muka Air (TMA) di kedua hulu sungai dan P2C,
selain juga edukasi potensi ancaman banjir.
Dengan informasi ini, warga terdampak bisa mempersiapkan
segala hal 4-6 jam sebelum air sungai dari hulu sampai di lokasi perumahan.
Ketika air meluap memenuhi perumahan mereka, warga sudah lebih dulu
menyelamatkan harta benda dan diri.
"Sebelumnya kami selalu gelisah kalau hujan deras,
karena tidak ada informasi apapun yang kami terima jauh-jauh sebelumnya. Dengan
ada KP2C kami tenang sekalipun berada di luar rumah," ujar seorang warga
dalam testimoninya di salah satu grup WA
KP2C. Testimoni senada juga banyak berdatangan dari members KP2C lainnya.
Informasi TMA dibagikan ke sedikitnya 7.000 members KP2C
melalui 12 grup WA dan satu Telegram, serta FB dan twitter dengan 1000
followers. Diperkirakan ada sekitar 60.000 lebih warga masyarakat yang secara
tidak langsung menerima informasi TMA dari KP2C melalui members KP2C.
Dalam kondisi normal, info TMA dikirim petugas KP2C dua kali
-- pagi dan sore -- setiap hari
sepanjang tahun, baik di musim hujan maupun kemarau. Namun bila ketinggian air
di hulu, khususnya Cileungsi, naik signifikan, info TMA diberikan setiap setengah
jam, bahkan real time saat TMA naik dramatis.
"Tugas kami menenangkan masyarakat melalui info TMA dan
menginfokan potensi terjadi tidaknya
banjir. Warga memang sangat
berharap dengan info TMA, sekarang bertambah lagi dengan berharap
bagaimana agar potensi banjir di permukiman mereka bisa diminimalkan, di
antaranya dengan merealisasikan empat rekomendasi KP2C itu," ujar Puarman.
"Kami juga ingin agar penanganannya dilakukan secara
permanen dan komprehensif, tidak sepenggal sepenggal," jelas Puarman yang
diamini Verry dan pengurus lainnya.
Dengan dukungan donasi members, KP2C saat ini mampu
memberikan honorarium bulanan kepada petugas pantau di Cileungsi, Cikeas dan Cibongas (titik pantau terbaru
yang masih dalam analisa KP2C), dan tali asih kepada beberapa relawan lainnya,
termasuk perangkat kerja seperti sepatu booth, senter, hingga jas hujan.
"Belum sekalipun kami menerima bantuan dari pihak
manapun kecuali members. Namun kemitraan sudah kami kembangkan dengan 24 mitra
kerja, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Perum Jasa Tirta
(PJT) II, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Bina Marga dan Tata
Air Kota Bekasi, Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi (BPPT), Polri,
Koramil, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), pejabat pemerintah lokal dan
beberapa lainnya, termasuk berkoordinasi dengan petugas Bendung Bekasi,"
ujar Ketua KP2C Verry Hendrawan menambahkan.
Sekolah Sungai
Dalam pertemuan penuh keakraban itu, Diaz Hendropriyono yang begitu detil mencari
tahu duduk soal potensi banjir yg diakibatkan meluapnya kedua sungai tersebut
menyatakan akan meneruskan rekomendasi KP2C kepada pihak terkait. "Untuk
yang skala nasional, kami akan bantu," tandas Diaz.
Diaz juga nenyambut baik undangan KP2C untuk membuka
"Sekolah Sungai" yang segera digelar dalam rangka peringatan HUT
KP2C kedua yang jatuh pada 5 Maret 2018.
Tidak ada komentar:
Write komentar